walau diri ini tidak mengenalimu , tidak tahu siapa kamu yang sebenarnya.. ada sisipan buatmu. Sedikit nasihat selaku pengantin baru. Pengantin baru adalah bermaksud : sepasang suami isteri yang baru sahaja melayarkan bahtera mereka menuju ke perhentian syurga. Dalam masa pelayaran tersebut pasti ada ombak datang membadai, pasti ada tersalah masuk lorong , pasti ada yang tenggelam entah ke mana..bagaimana untuk kita memastikan bahtera yang terbina dapat "melandingkan" tubuhnya dengan baik di tempat letak kenderaan yang tersedia di Syura Allah yang Maha Esa? Perkahwinan bukanlah sesuatu yang mudah. walaupun hanya lafaz yang menghalalkan segala namun, ada etika yang perlu dipelajari dengan lebih mendalam. Kamu sebagai isteri bukan sekadar isteri untuk suamimu malah, ibu kepada anak-anakmu dan wanita menyeri segala isi dunia.
Wahai ukhti yang ku cintai..
kehidupan seorang isteri begitu sukar dan berat. Begitu mudah untuk seorang isteri itu mengheret suaminya ke neraka. Setiap dosa yang dilakukan oleh sang isteri dan anak-anak, si suami lah yang perlu bertanggungjawab. Setiap helai rambut yang dopertontonkan selain dari suami dan mahramnu adalah satu dosa, Setiap solat wajib yang kamu sengaja tinggalkan adalah satu dosa. Setiap perkataan yang lahir dari bibirmu menyakiti hati suamimu adalah satu dosa..Kasihan lah pada suami mu..
Wahai ukhi yang solehah...
Janganlah hanya menunggu suamimu membimbingmu saat engkau goyah dan lemah. Jangan salahkan suamimu pabila kamu melakukan maksiat. Sama-sama lah kamu dan suamimu masing-masing membimbing antara satu sama lain jalan menuju Redha Allah yang Satu. dan ingatlah wahai ukhti..
Disaat kamu wanita akhir zaman menikahi lelaki akhir zaman perubahan haruslah sama-sama dilakukan, sama-sama membimbing dan sama-sama ke syurga..
SeLaMaT PenGanTin Baru.. ^_^

SOALAN:
KITA biasa dengan ungkapan yang berbunyi, "syurga di bawah tapak kaki ibu". Tetapi benarkah syurga isteri pula di bawah tapak kaki suami? Adakah ungkapan ini disokong oleh mana-mana hadis?
Jawapan:
Mentaati ibu bapa balasannya syurga. Dalam hadis-hadis, Rasulullah SAW menjanjikan syurga bagi mereka yang taat kepada kedua ibunya.
Adapun janji syurga di bawah telapak kaki suami belum saya temui, namun cukuplah menjadi seorang isteri itu ahli syurga dengan mentaati suaminya, yang demikian cukup banyak ayat al-Quran dan hadis baginda.
Sifat-sifat isteri yang dijanjikan syurga.
Allah SWT berfirman yang bermaksud: Wanita (isteri) solehah adalah yang taat lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada dikeranakan Allah telah memelihara mereka. (al-Nisa’: 34)
Dalam ayat ini Allah menghimpun beberapa sifat yang wajib ada pada seorang wanita solehah, antaranya adalah taat kepada Allah swt dan kepada suaminya dalam perkara yang makruf (perkara baik) lagi memelihara dirinya ketika suaminya tidak berada di sampingnya.
Al-Sheikh Abdul Rahman bin Nashir As-Sa’di r.h. berkata: "Tugas seorang isteri adalah menunaikan ketaatan kepada Allah dan taat kepada suaminya, kerana itulah Allah berfirman:Wanita solehah adalah yang taat, iaitu taat kepada Allah SWT, lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada di rumah atau di sampingnya". Iaitu taat kepada suami mereka bahkan ketika suaminya tidak ada, dia menjaga suaminya dengan menjaga dirinya dan harta suaminya.(Taisir, hal. 177)
Ketika Rasulullah menghadapi permasalahan dengan isteri-isterinya sampai beliau bersumpah tidak akan mencampuri mereka selama sebulan, Allah SWT menyatakan kepada baginda SAW dengan firman yang bermaksud: Jika sampai Nabi menceraikan kalian, mudah-mudahan Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan isteri-isteri yang lebih baik daripada kalian, muslimat, mukminat, qanitat (taat kepada Allah), taibat (sentiasa bertaubat), ‘abidat (sering beribadat), saihat (kerap berpuasa) dari kalangan janda ataupun gadis. (at-Tahrim: 5) [Al-Jami' li Ahkamil Quran, 18/126-127, Tafsir Ibnu Katsir, 8/132]
Nabi SAW ada bersabda yang bermaksud: "Apabila seorang wanita menjaga solat lima waktu, berpuasa sebulan (Ramadan), menjaga kemaluannya dan taat kepada suaminya, maka ketika berada di akhirat dikatakan kepadanya: Masuklah engkau ke dalam syurga dari pintu mana saja yang engkau sukai". (riwayat Ahmad 1/191, Shahihul Jami’ no. 660, 661)
Berdasarkan dalil-dalil tersebut, dapat kita simpulkan bahawa sifat isteri yang solehah adalah sebagai berikut:
1. Mentauhidkan Allah dengan mengabdikan diri hanya kepada-Nya tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatupun.
2. Tunduk kepada perintah Allah, terus menerus dalam ketaatan kepada-Nya dengan banyak melakukan ibadah seperti solat, puasa, bersedekah dan selainnya.
3. Menjauhi segala perkara yang dilarang dan menjauhi sifat-sifat yang rendah yang boleh menghakis sifat-sifat mulia.
4. Selalu bertaubat kepada Allah hingga lisannya sentiasa dipenuhi istighfar dan zikir kepada-Nya. Sebaliknya ia jauh dari perkataan yang sia-sia, tidak bermanfaat dan membawa dosa seperti dusta dan lainnya.
5. Menaati suami dalam perkara kebaikan bukan dalam bermaksiat kepada Allah dan melaksanakan hak-hak suami sebaik-baiknya.
6. Menjaga dirinya ketika suami tidak berada di sisinya. Ia menjaga kehormatannya dari tangan yang hendak menyentuh, dari mata yang hendak melihat, atau dari telinga yang hendak mendengar.
Demikian juga menjaga anak-anak, rumah, dan harta suaminya.
Sifat isteri solehah lainnya boleh diperincikan berikut:
1. Penuh kasih sayang, selalu kembali kepada suaminya dan mencari maafnya. Rasulullah SAW bersabda: "Mahukah aku beritahukan kepada kalian, isteri-isteri kamu yang menjadi penghuni syurga ialah isteri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata: "Aku tak dapat tidur sebelum engkau reda". (riwayat al-Nasai dalamIsyratun Nisa no. 257.)
2. Melayani suaminya (berkhidmat kepada suami) seperti menyiapkan makan minumnya, tempat tidur, pakaian dan seumpamanya.
3. Menjaga rahsia-rahsia suami, lebih-lebih yang berkenaan dengan hubungan intim antara dia dan suaminya.
Asma’ bintu Yazid r.ha menceritakan dia pernah berada di sisi Rasulullah. Ketika itu kaum lelaki dan wanita sedang duduk. Baginda bertanya: "Barangkali antara kalian ada suami yang menceritakan apa yang diperbuatnya dengan isterinya (hubungan suami isteri), dan barangkali ada isteri yang memberitahu apa yang diperbuatnya bersama suaminya?" Maka mereka semua diam tidak ada yang menjawab. Aku (Asma) pun menjawab: "Demi Allah! Wahai Rasulullah, sesungguhnya mereka (para isteri) benar-benar melakukannya, demikian pula mereka (para suami)".
Baginda bersabda bermaksud: "Jangan lagi kalian lakukan, kerana yang demikian itu seperti syaitan jantan yang bertemu dengan syaitan betina di jalan, kemudian digaulinya sementara manusia menontonnya". (riwayat Ahmad 6/456)
4. Selalu berpenampilan yang bagus dan menarik di hadapan suaminya sehingga bila suaminya memandang akan menyenangkannya.
5. Ketika suaminya sedang berada di rumah, ia tidak menyibukkan dirinya dengan melakukan ibadah sunnah yang dapat menghalangi suaminya untuk istimta’ (bernikmat-nikmat) dengannya seperti puasa, terkecuali bila suaminya mengizinkan.
6. Pandai mensyukuri pemberian dan kebaikan suami, tidak melupakan kebaikannya.
7. Bersegera memenuhi ajakan suami memenuhi hasratnya, tidak menolaknya tanpa alasan yang syarie, dan tidak menjauhi tempat tidur suaminya, kerana ia tahu dan takut terhadap berita Rasulullah SAW yang bermaksud: Demi zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil isterinya ke tempat tidurnya lalu si isteri menolak ajakan suaminya (enggan) melainkan Allah SWT murka terhadapnya hingga si suami reda padanya. (riwayat Muslim no. 1436)

Judul: Aku hanya wanita biasa
Kepadamu yang akan menjadi pendampingku kelak..Terimakasih karena telah memilihku di antara ribuan bidadari di luar sana yang siap untuk kau pilih.. Padahal kau begitu tahu, aku hanya wanita biasa, yang sangat jauh dari sempurna.Karenanya ku ingin kau tahu, aku bukan wanita yang sempurna, aku begitu banyak kekurangan. Maka ketahuilah..
Kepadamu yang akan memilihku kelak..
Aku tak sebijak bunda khadijah, karenanya ku ingin kau tahu, aku bisa saja berbuat salah dan begitu menyebalkan. Maka ku mohon padamu, bijaklah dalam menghadapiku, jangan marah padaku, nasihati aku dengan hikmah, karena bagiku kaulah pemimpinku, tak akan berani ku membangkang padamu..
Duhai kau yang telah memilihku kelak.. Ingatlah, tak selamanya aku dapat tampak cantik di matamu, ada kalanya aku akan begitu kusam dan jelek. Mungkin karena aku begitu sibuk berjibaku di dapur, menyiapkan makan untuk kau dan malaikat-malaikat kita nanti –insya’Allah-. Maka aku akan tampak kotor dan berbau asap. Atau karena seharian ku harus membenahi istana kecil kita, agar kau dan malaikat kita dapat tinggal dengan nyaman dan sehat. Maka mungkin aku tak sempat berdandan untuk menyambutmu sepulang bekerja.. Ataukah kau akan menemukanku terkantuk kantuk saat mendengar keluhan dan ceritamu, bukan karena aku tak suka menjadi tempatmu menumpahkan segala rasamu, tapi karena semalam saat kau tertidur dengan nyenyak, aku tak sedetikpun tertidur karena harus menjaga malaikat kecil kita yang sedang rewel, dan ku tau kau letih mengais rezeki untuk kami maka tak ingin ku mengusik sedikit pun lelapmu.. Jadi jika esok pagi kau mendapatiku begitu letih dan ada lingkaran hitam di mataku, maka tetaplah tersenyum padaku, karena kau adalah kekuatanku..
Padamu yang menjadi nahkoda dalam hidupku kelak..
Ketahuilah, aku tak sesabar Fatimah, ada kalanya kau akan menemukanku begitu marah, menangis dan tak terkontrol, bukan karena ku membangkang padamu, tapi aku hanya wanita biasa, aku juga butuh tempat untuk menumpahkan beban di hatiku, tempat untuk melepaskan penatku, dan mungkin saat itu aku tak menemukanmu, atau kau begitu sibuk dengan pekerjaanmu, maka bersabarlah, yang ku butuhkan hanya pelukan dan belaianmu.. Karena bagiku kau adalah tetesan embun yang mampu memadamkan segala resahku..
Ataukah ada kalanya tanganku akan mencubit dan memukul pelan si kecil karena lelah dan penatku di tambh rengekannya yang tak habis-habisnya. Sungguh bukan karena ku ingin menyakitinya, tapi kadang aku kehabisan cara untuk menenangkan hatinya. Maka jangan membentakku karena telah menyakiti buah hati kita, tapi cukup kau usap kepalaku, dan bisikkan kata sayang di telingaku, karena dengan itu ku tau kau selalu menghargai semua yang ku lakukan untuk kalian, dan kau akan menemukanku menangis menyesali perlakuanku pada malaikat kita, dan aku akan merasakan ribuan kali rasa sakit dari cubitan yang ku berikan padanya, dan aku akan berjanji tak akan mengulanginya lagi..
Padamu yang menjadi imam dalam hidupku kelak..
Ketahuilah, aku tak secerdas aisyah.. Maka jangan pernah bosan mengajariku, membimbingku ke arah-Nya, walau kadang aku begitu bebal dan bodoh, tapi jangan pernah letih mengajariku.. Jangan segan membangunkanku di sepertiga malam untuk bersamamu bermunajat pada Kekasih yang Maha Kasih.. Jangan letih mengingatkanku untuk terus bersamamu mendulang pahala dalam amalan-amalan sunnah.. Bimbing tanganku ke JannahNya, agar kau dan aku tetap bersatu di dalamnya.
Padamu yang menjadi kekasih hati dan teman dalam hidupku..
Seiring berjalannya waktu, kau akan menemukan rambutku yang dulu hitam legam dan indah, akan menipis dan memutih. Kulitku yang bersih akan mulai keriput. Tanganku yang halus akan menjadi kasar.. Dan kau tak akan menemukanku sebagai wanita cantik, yang kau khitbah puluhan tahun yang lalu.. Bukan wanita muda yang selalu menyenangkan matamu.. Maka jangan pernah berpaling dariku.. Karena satu yang tak pernah berubah, bahkan sejak dulu akan terus bertambah dan kian membuncah, yaitu rasa cintaku padamu..
Ketahuilah.. Tiap harinya, tiap jam, menit dan detiknya, telah aku lewati dengan selalu jatuh cinta padamu..Maka, cintailah aku, dengan apa adanya aku.. Jangan berharap aku menjadi wanita sempurna.. Maafkan aku karena aku bukan putri.. Aku hanya wanita biasa..
sumber : facebook




Hawa bukanlah insan yg kuat..
bukan juga insan yg bisa menahan nafsu..
tatkala diri diuji, Hawa sering tewas...
tewas dgn godaan syaitan & nafsu sendiri..
Adam,mengertilah...
sungguh, Hawa telah cuba melakukan yg terbaik..
agar diri ini tidak menjadi fitnah dunia...
telah Hawa cuba menjaga diri ini sebaik-baiknya..
Hawa sedaya upaya menjauhkan diri dari tabarruj..
perfume, make up, perhiasan...
telah Hawa elakkan sejauh-jauhnya..
namun mengapa masih Adam tertarik pd Hawa
yg serba kekurangan ini..
Adam,mengertilah...
Hawa ini berjiwa lembut...
sukar untuk Hawa menolak bila Adam meminta...
Hawa tau permintaan Adam
tak mungkin membawa Hawa ke kancah maksiat...
namun, Hawa lemah...
Hawa takut zina hati...
Adam,mengertilah...
setiap kali 'sms' diterima..
Hawa keliru...
ingin sekali Hawa membiarkan sahaja..
tapi Hawa akur tuntutan sahabat...
Hawa tewas...
Hawa reply juga...
mengenangkan Adam adalah sahabat....
Adam,mengertilah...
setiap layanan yg Hawa beri hanya sekadar membantu..
mungkin Hawa adalah antara kasih sayang Allah yg dikurniakan buat Adam..
memudahkan perjalanan hidup Adam..
jgn disalah tafsir apa yg Hawa berikan..
Adam,mengertilah...
Hawa mengharapkan Adam menjaga Hawa..
namun,bukanlah 'couple' yg Hawa pinta...
tp cukuplah sekadar tidak memandang Hawa..
cukuplah sekadar menghormati Hawa sebagai Hawa..
jgn dipinta apa yg tak mampu Hawa berikan..
kerana Hawa milik Allah sepenuhnya...




desa London gamat bercerita,
puteri dara berjiwa sasa,
darah Bangladesh mengalir di tubuhnya
tiada beribu juga berbapa,
kental, cekal tuntut bela,
tiada gentar walau gawat derita,
dinul Islam pegangan jiwa
Shabina Begum pejuang muda,
Salam untuk Shabina Begum,
perjuangan bersambut,
tulus murni pertahan agama- maruah tercinta,
hanya jilbab punca utama,
Secukup usia baligh bertanda,
seluar kameez menutupi tubuhnya,
Denbigh bersama teman seusia,
menambah ilmu pengetahuan di dada,
sebagai bekalan di hari muka,
setiap bermula ada akhirnya,
begitulah adat resam dunia,
kegembiraannya hanyalah seketika,
sewaktu usia meningkat remaja,
jilbab mesti menutupi kepala,
tetapi...
apakan daya puteri ini,
gerangan peraturan sinis diragui,
meninggalkan sekolah yang disayangi lagi dirindui
apa yang pasti Islam tetap dimiliki
hak dan maruah perlu dipertahankan
kini bermulalah sebuah perjuangan
membuka mata wanita Islam
pertahan sebuah tuntutan
amanat Tuhan syariat Islam
Tika bermula episod perbicaraan,
mahkamah rayuan jadi pilihan,
wajah yang tak lekang dek senyuman,
zikir tak hilang dari ingatan,
kepada Rabbi segalanya diserahkan,
AllahuAkbar..AllahuAkbar...AllahuAkbar
Akhirnya perjuangan mendapat kemenangan
sujud bersyukur kepada Ar-Rahman
atas pertolongan yang telah diberikan
biarpun berdepan pelbagai rintangan
Islam pasti beroleh kejayaan
dan identiti terus dipertahankan
keranamu jilbab menghias diri
tidak kesal, keluh di hati
malah gembira menyelubungi diri
moga dicontohi juga diikuti
kisah tauladan pemudi yang berani


"Apalah perempuan, tak pandai masak siapa nak kahwin dengan awak!"
Begitulah kata rakan sejawat lelaki pada seorang anak dara, juga rakan sejawat kami. Maka jawablah si gadis ayu itu yang dia tidak sempat belajar memasak sebab dari kecil tidak digalakkan keluarga sebaliknya di suruh menumpukan perhatian pada pelajaran saja. Setelah tinggal di asrama, peluang pulang ke rumah terhad dan tidak sempat turun ke dapur membantu ibunya.
''Habis sekarang kenapa tidak belajar?" Tanya sang lelaki lagi dengan penuh semangat.
''Sedang belajarlah ni tetapi selain sibuk dengan kerjaya saya juga sibuk belajar agama, jadi belajar memasak tetap tidak diutamakan!" Begitu jawab si gadis yang membuatkan lelaki tadi menggeleng-geleng kepala. Baginya tidak sempurna seorang wanita jika tidak tahu memasak. Wanita sepatutnya buat begitu juga.
Syarat utama menjadi suami mesti boleh
menjadi imam. Walau ada yang kata, jika
itu syaratnya bermakna makin ramai
wanita yang hidup bujang seumur hidup.
Lelaki meletakkan kebolehan wanita di
dapur sebagai perkara utama dan
ungkapan
hendak memikat suami, perlu pikat
seleranya sering diguna pakai.
Tidak kiralah jika wanita itu
berpelajaran atau berjawatan tinggi dan
penyumbang utama kewangan dalam
rumahtangganya. Sekarang bukan asing
lagi gaji isteri lebih tinggi daripada
suami. Namun kedudukan suami sebagai
raja tidak pernah dilupa walau dia
tidak
mengambil inisiatif mempelajari ilmu
menjadi imam. Ilmu bermain video game
di
komputer mereka rasa lebih perlu.
Kalau tidak tahu memasak disuruh
belajar
dan sesudah belajar perlu handal. Jika
handal bukan setakat masak untuk
keluarga sendiri, kalau boleh perlu
boleh memasak untuk tiga pasukan bola.
Begitulah standard yang telah
ditetapkan. Bolehkah kita meletakkan
undang-undang itu kepada lelaki juga.
Kalau tidak pandai jadi imam,
belajarlah. Mula-mula jadi imam kepada
keluarga sendiri, sudah terror boleh
mengimam satu taman perumahan juga.
"Sibuk suruh kita handal memasak,
mereka
tu bolehkah jadi imam?" Dengus teman
wanita yang lain.
Betul juga. Berapa kerat lelaki yang
menjadikan sembahyang jemaah di rumah
bersama anak isteri sebagai agenda
utama, selain keperluan memenuhi
pelbagai seleranya? Maka bertanyalah
wanita kini kepada beberapa lelaki
tentang kebolehan yang satu ini.
Ternyata ramai yang menjawab tidak
confident menjadi imam sebab takut
bacaan al-Fatihah tidak sempurna, salah
tajwid atau pun dia merasakan isterinya
lebih handal. Ada yang kata lebih elok
dia dan isteri sembahyang
sendiri-sendiri. Ada juga menjawab,
rasa
kelakar pula apabila dirinya yang
rugged
menjadi imam.
Isu ini sepatutnya kita beratkan
sepertimana masyarakat memberatkan
wanita perlu pandai memasak jika mahu
bersuami. Lelaki juga harus boleh
menjadi imam supaya kewibawaan mereka
sebagai ketua keluarga tidak goyah atau
menjadi mangsa 'queen control'. Kalau
tidak pandai, belajarlah sekarang.
Jika wanita disuruh belajar, apa
salahnya lelaki!